RedaksiBali.com – Konflik Israel-Iran kini berada di ambang perang setelah serangan Israel terhadap Gedung Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah. Serangan tersebut telah memicu ketegangan yang tinggi antara kedua negara.
Konflik Israel-Iran ini, yang menewaskan sejumlah orang termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, telah memicu kemarahan besar di Iran. Ancaman balasan dari Iran telah membuat Israel bersiap-siap menghadapi potensi serangan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mulai merekrut tentara cadangan untuk memperkuat pertahanan udara mereka. Tingkat kewaspadaan di wilayah Israel utara dan sekitar Kota Eliat juga telah ditingkatkan. Personel cadangan yang sebelumnya telah dikerahkan selama konflik di Jalur Gaza juga dipanggil kembali.
IDF mengkhawatirkan kemungkinan Iran menggunakan milisi Syiah di Irak, Yaman, Suriah, bahkan Lebanon untuk melancarkan serangan roket, rudal, dan pesawat nirawak ke wilayah Israel. Israel juga dilaporkan mulai mengevakuasi staf kedutaan besarnya di seluruh dunia sebagai langkah pencegahan.
Dari sisi persenjataan, kedua negara memiliki kekuatan militer yang signifikan. Berdasarkan perbandingan kekuatan militer antara Israel dan Iran:
Jumlah Penduduk:
Iran: 87.590.873
Israel: 9.043.387
Personel Militer:
Iran: 610.000 personel aktif, 350.000 personel cadangan
Israel: 170.000 personel aktif, 465.000 personel cadangan
Anggaran Pertahanan:
Iran: $9.954.451.000
Israel: $24.400.000.000
Angkatan Udara:
Iran memiliki 551 pesawat, sedangkan Israel memiliki 612 pesawat.
Angkatan Darat:
Iran memiliki 1.996 tank, sementara Israel memiliki 1.370 tank.
Angkatan Laut:
Iran memiliki 101 kapal, sementara Israel memiliki 67 kapal.
Meskipun terdapat perbedaan signifikan dalam jumlah penduduk dan anggaran pertahanan, Israel memiliki keunggulan dalam beberapa aspek seperti angkatan udara dan teknologi militer. Namun, Iran memiliki keunggulan dalam jumlah personel militer dan peralatan darat.
Perang antara Israel dan Iran memiliki potensi untuk menjadi konflik yang merugikan bagi kedua belah pihak serta kawasan di sekitarnya. Langkah-langkah diplomasi dan negosiasi yang lebih lanjut sangat diperlukan untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih luas dan berdampak negatif bagi stabilitas regional.