RedaksiBali.com – Peristiwa tragis terjadi di Rafah, Gaza Selatan, di mana Serangan Udara Israel telah melakukan serangan udara sejak Minggu malam. Menurut laporan, sudah ada 26 warga Palestina yang tewas, termasuk delapan anak-anak, dan beberapa lainnya terluka dalam serangan tersebut. Serangan ini menyasar setidaknya 11 rumah, menyebabkan kehancuran yang melumpuhkan.
Pihak medis di Rafah menyatakan bahwa masih ada beberapa orang yang belum ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang hancur. Serangan udara ini terjadi menjelang rencana invasi darat oleh militer Israel sebagai bagian dari konflik dengan Hamas di kota tersebut.
Militer Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di sebagian lingkungan Rafah, meminta mereka untuk pindah ke kota al-Mawasi di Gaza Selatan. Sekitar 100.000 warga sipil diperkirakan tinggal di daerah yang akan dievakuasi.
Peristiwa ini menjadi lanjutan dari konflik panjang antara Israel dan Palestina. Israel telah dilaporkan melakukan serangan militer di Gaza sejak Oktober 2023, dengan klaim jumlah korban dari kedua belah pihak yang berbeda secara signifikan. Keputusan Mahkamah Internasional pada bulan Januari untuk menghentikan tindakan genosida dan memastikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza menunjukkan eskalasi dan kegentingan situasi ini.
Serangan-serangan ini menambah derita bagi warga Palestina, dengan wilayah Gaza yang hancur dan mayoritas penduduknya terpaksa mengungsi sambil menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.