RedaksiBali.com – Israel Tarik Duta Besar dari Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Setelah Pengakuan PalestinaPemerintah Israel telah mengambil langkah drastis dengan menarik duta besar mereka dari Irlandia, Spanyol, dan Norwegia. Langkah ini merupakan respons terhadap keputusan ketiga negara Eropa tersebut yang secara resmi mengakui Negara Palestina sebagai negara merdeka mulai 28 Mei 2024.
Reaksi Keras Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan kemarahannya atas keputusan ini dengan Israel tarik duta besar . Dalam sebuah pesan video, Netanyahu mengatakan, “Ini akan menjadi negara teroris. Mereka akan mencoba mengulangi pembantaian tanggal 7 Oktober lagi dan lagi; kami tidak akan menyetujui hal ini.” Netanyahu menegaskan bahwa tindakan ini merupakan kejahatan yang tidak boleh diberikan kepada sebuah negara.
Alasan Pengakuan oleh Trio Eropa
Pemimpin Irlandia, Spanyol, dan Norwegia menyatakan bahwa pengakuan ini diperlukan mengingat tidak adanya proses perdamaian dan penderitaan rakyat Palestina dalam perang Gaza. Perdana Menteri Irlandia, Simon Harris, mengatakan, “Hamas bukanlah rakyat Palestina. Keputusan hari ini untuk mengakui Palestina diambil untuk membantu menciptakan masa depan yang damai.” Harris menekankan bahwa pengakuan ini adalah isyarat kepada rakyat Palestina yang memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri dan mendukung solusi dua negara sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan siklus kekerasan yang telah berlangsung selama beberapa generasi.
Dukungan Internasional untuk Palestina
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, berterima kasih kepada Harris atas langkah berani ini dan berharap bahwa negara-negara lain akan mengikuti jejak Irlandia, Spanyol, dan Norwegia. Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, juga optimis bahwa pengakuan ini akan diikuti oleh gelombang lainnya, memungkinkan Palestina diakui sebagai negara anggota ke-194 PBB. Inggris, Australia, serta anggota Uni Eropa seperti Malta dan Slovenia, telah mengindikasikan akan mengambil langkah serupa dalam beberapa bulan mendatang.
Sikap Israel terhadap Pembentukan Negara Palestina
Sebelum perang di Gaza, PM Netanyahu dan pemerintahannya telah menentang pembentukan negara Palestina, dengan alasan bahwa Otoritas Palestina mendukung terorisme dan penghancuran Israel. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan di media sosial bahwa Israel tidak akan tinggal diam terhadap pihak-pihak yang merusak kedaulatan dan membahayakan keamanan Israel. Katz menambahkan bahwa keputusan ini mengirimkan pesan bahwa terorisme ada akibatnya.
Kekhawatiran Israel Terhadap Dukungan Internasional untuk Hamas
Israel khawatir bahwa dukungan dari negara-negara Barat lainnya terhadap Palestina akan memperkuat Hamas dan memperumit upaya untuk mendapatkan kesepakatan pembebasan 128 tawanan yang tersisa. Langkah yang diambil oleh trio Eropa ini dianggap sebagai ketidakadilan terhadap para korban serangan pada 7 Oktober dan sebuah pukulan terhadap upaya pemulangan sandera, serta dorongan bagi Hamas dan kelompok jihadis Iran.
Tindakan Israel sebagai Protes
Sebagai bentuk protes, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, melakukan kunjungan ke kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Ben Gvir menegaskan bahwa situs tersebut hanya milik Negara Israel dan menyatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan deklarasi Negara Palestina.