RedaksiBali.com – Peningkatan korban tewas di Gaza akibat serangan Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah mencapai 25.900 orang, dengan tambahan 200 orang dalam 24 jam terakhir. Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober, 64.110 orang di Gaza juga dilaporkan terluka.
Pertempuran paling intens terjadi di Khan Younis, tempat kelahiran pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang dituduh sebagai dalang utama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya telah “mengepung” area tersebut dan mengintensifkan operasi di wilayah kamp pengungsi Khan Younis.
Serangan Hamas pada 7 Oktober dilaporkan oleh pejabat Tel Aviv sebagai penyebab sekitar 1.200 kematian dan penyanderaan sekitar 250 orang oleh Hamas di Jalur Gaza. Respons Israel terhadap serangan tersebut melibatkan upaya untuk menghancurkan Hamas dan serangan tanpa henti terhadap Jalur Gaza, yang menyebabkan kehancuran dan kerugian nyawa yang signifikan.
Situasi humaniter di Gaza semakin memprihatinkan. Dampak dari eskalasi kekerasan ini sangat terasa bagi penduduk sipil yang terjebak di tengah konflik. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal mereka akibat serangan udara dan artileri Israel. Infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya juga mengalami kerusakan serius.
Kementerian Kesehatan Gaza berjuang untuk memberikan layanan medis yang memadai kepada korban luka. Namun, dengan sumber daya yang terbatas dan banyaknya jumlah korban, mereka menghadapi tantangan besar. Para relawan dan tenaga medis bekerja tanpa lelah untuk memberikan perawatan kepada mereka yang membutuhkan.
Di tengah situasi yang mencekam ini, masyarakat internasional berupaya untuk membantu Gaza. Bantuan kemanusiaan mulai mengalir ke wilayah tersebut, termasuk bantuan medis, makanan, dan tempat penampungan sementara bagi pengungsi. Namun, akses terhadap Gaza terbatas, membuat distribusi bantuan menjadi sulit.
Konflik antara Hamas dan Israel telah berlangsung selama bertahun-tahun. Sengketa teritorial, keamanan, dan perbedaan politik menjadi akar dari konflik ini. Namun, di tengah semua itu, korban sipil terus bertambah.
Penting bagi komunitas internasional untuk berupaya mencapai gencatan senjata dan mencari solusi politik jangka panjang untuk mengakhiri konflik ini. Hanya dengan dialog dan negosiasi yang konstruktif, kedua belah pihak dapat menemukan jalan keluar yang adil dan berkelanjutan.
Sementara itu, kita harus terus memperhatikan situasi kemanusiaan di Gaza. Dukungan dan bantuan bagi korban konflik sangat dibutuhkan. Mari berdoa dan berharap agar perdamaian segera tercapai di Timur Tengah, dan korban tewas dan terluka tidak bertambah lagi.