Bantuan untuk Korban Banjir di Aceh Utara dan Pengungsi Rohingya: Perbedaan yang Menimbulkan Kecemburuan Sosial

2 minutes, 42 seconds Read

RedaksiBali.com – Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan video viral yang menunjukkan ibu-ibu korban banjir di Aceh Utara yang mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap bantuan yang diterima. Dalam video tersebut, terlihat banyak bantuan berupa mie instan dan telur yang diberikan kepada ibu-ibu korban banjir Aceh. Mereka kemudian membandingkan dengan bantuan yang diterima oleh pengungsi Rohingya, yang ternyata berupa ayam goreng.

Perbedaan bantuan yang diterima oleh pengungsi Rohingya dan korban banjir di Aceh Utara telah menimbulkan kecemburuan sosial di antara masyarakat. Pengungsi Rohingya mendapatkan bantuan yang lebih beragam dan lebih bergizi, sementara ibu-ibu korban banjir di Aceh hanya mendapatkan bantuan yang terbatas.

Pada tanggal 31 Desember 2023, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menerima bantuan dana sebesar Rp 500 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk korban banjir. Selain dana, BNPB juga memberikan 2 tenda, 2 light tower, 5 generator set (genset), 1.000 selimut, matras, higiene kit, 1.000 sembako, dan makanan siap saji.

Penjabat Bupati Aceh Utara, Mahyuzar, menjelaskan bahwa bencana banjir telah mengakibatkan 54.559 jiwa terdampak, namun hanya 445 orang yang mengungsi. Satu orang juga dilaporkan meninggal dunia akibat banjir tersebut. Banyak infrastruktur yang rusak, termasuk 3 tanggul yang jebol, 1 jalan yang terputus, ribuan hektar sawah yang terendam, ribuan tambak ikan yang meluap, serta fasilitas pendidikan dan perkantoran yang terendam.

baca juga ….

Pada tanggal 30 Desember 2023, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali, mengunjungi pengungsi Rohingya yang ditampung sementara di basement gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA). Dalam kunjungannya tersebut, ulama yang akrab disapa Lem Faisal memberikan bantuan berupa makanan ringan, air minum, dan bantuan lainnya kepada pengungsi Rohingya.

Lem Faisal menyampaikan bahwa memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya adalah kewajiban bagi umat Muslim. Ia berharap bahwa pemerintah pusat dapat memberikan solusi yang tepat terkait penanganan Rohingya di Aceh, dan tidak melempar tanggung jawab sepenuhnya kepada Pemerintah Aceh.

Perbedaan bantuan yang diterima oleh pengungsi Rohingya dan korban banjir di Aceh Utara seharusnya tidak menimbulkan kecemburuan sosial di antara masyarakat. Setiap bantuan yang diberikan memiliki konteks dan kondisi yang berbeda. Bantuan yang diberikan kepada korban banjir di Aceh Utara tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Kita perlu memahami bahwa bantuan yang diberikan kepada pengungsi Rohingya juga merupakan hasil dari kerja sama antara pemerintah, LSM, dan masyarakat yang peduli. Bantuan tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.

Sebagai masyarakat, kita dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada korban banjir di Aceh Utara dengan cara yang kita mampu. Setiap bantuan, meskipun kecil, dapat memberikan dampak yang besar bagi mereka yang membutuhkan. Mari bersama-sama saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi musibah ini.

Kita berharap agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat terus bekerja sama dalam menangani bencana banjir di Aceh Utara dan memberikan bantuan yang memadai kepada korban. Semoga korban banjir dapat segera pulih dan bangkit kembali, serta mendapatkan bantuan yang memadai untuk memulai kehidupan baru.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cart
Your cart is currently empty.