Presiden Joko Widodo pada Kamis (2/11) mengatakan bahwa pembangunan IKN akan terus berlanjut meski pemerintahan akan berganti setelah pemilu 2024, mengingat UU IKN telah disahkan sejak bulan lalu. Presiden Joko Widodo juga menyebut bahwa total nilai investasi di IKN akan mencapai 45 triliun rupiah per Desember 2023.
Dalam kunjungannya ke IKN pada pekan ini, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah menunda investasi dari investor asing di IKN dan akan memprioritaskan investor domestik terlebih dahulu. Katadata melaporkan bahwa beberapa konglomerat domestik telah berkomitmen untuk berinvestasi di IKN, antara lain Agung Sedayu, Ciputra, Salim, Summarecon, Pakuwon, Sinar Mas, Alfamart, hingga Mayapada.
baca juga :
Pada pekan ini, Presiden Joko Widodo meresmikan groundbreaking untuk sejumlah proyek di IKN, antara lain Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Bandara IKN, Pakuwon Nusantara, Mayapada Hospital Nusantara, Nusantara Intercultural School, dan Rumah Sakit Hermina Nusantara. Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa terdapat 8–9 proyek di IKN yang akan dimulai pembangunannya pada Desember 2023.
Proyek IKN sendiri memerlukan biaya sebesar 466 triliun rupiah, dengan 20% di antaranya dibiayai menggunakan APBN dan 80% sisanya berasal dari investasi swasta. Pernyataan Presiden Joko Widodo terkait kepastian dan progres proyek IKN menjadi sentimen positif bagi saham emiten BUMN Karya pada Jumat (3/11), dengan PTPP naik 6,25%, ADHI naik 3,48%, WIKA naik 4,81%, sementara WSKT tidak mengalami perubahan harga karena sedang disuspensi.
Proyek IKN sendiri berpotensi meningkatkan nilai kontrak baru bagi emiten konstruksi, khususnya BUMN. Namun, ada risiko kelebihan biaya (cost overrun) yang dapat menurunkan margin keuntungan. Selain itu, jika pembayaran menggunakan sistem turnkey (pembayaran di akhir), maka emiten konstruksi perlu menggunakan kas internal atau mengambil utang terlebih dahulu untuk mengerjakan proyek. Sistem tersebut akan menambah tekanan arus kas dan beban keuangan bagi BUMN Karya.
Per 3Q23, Debt to Equity Ratio (DER) masing-masing emiten cukup tinggi dengan ADHI di 2,25x, PTPP 1,81x, dan WSKT 9,88x. Sementara itu, WIKA yang belum mengumumkan laporan keuangan terbaru memiliki DER 2,88x per 2Q23.
Pembangunan IKN juga dapat memberikan dampak positif bagi emiten di sektor penunjang konstruksi, seperti semen. Manajemen SMGR mengungkapkan bahwa sudah ada permintaan sekitar 1,4 juta ton semen untuk pembangunan di IKN dalam waktu dekat. Selain itu, INTP juga memiliki potensi permintaan untuk menyuplai semen bagi sektor privat di IKN.