RedaksiBali.com – Konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza terus berlanjut, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan bahwa Israel bisa kehilangan dukungan global dalam perangnya. Biden mengekspresikan kekhawatirannya terhadap pengeboman tanpa pandang bulu yang dilakukan oleh militer Israel, yang telah menimbulkan kritik dari berbagai pihak.
Menanggapi peringatan tersebut, juru bicara militer Zionis Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, berusaha meredam kritik Biden dengan menegaskan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan dapat menjelaskan kepada AS tentang operasinya di Gaza. Hagari menyatakan bahwa militer akan terus beroperasi dengan membedakan antara agen Hamas dan warga sipil.
“Kami menjaga hubungan dekat dengan Amerika Serikat. Kami melakukan percakapan hampir setiap hari dengan komandan Komando Pusat AS, serta dengan Ketua Kepala Staf Gabungan,” kata Hagari. “Menunjukkan dan menjelaskan fakta kepada mereka adalah tindakan yang benar. Kami tahu bagaimana menjelaskan dengan tepat cara kami beroperasi, dengan cara yang tepat dan berbasis intelijen. Kami beroperasi untuk menjaga keamanan pasukan kami, namun kami tahu bagaimana bertindak melawan pusat gravitasi Hamas,” tambahnya.
Hagari juga menegaskan bahwa IDF berusaha melakukan yang terbaik untuk memisahkan warga sipil yang tidak terlibat dalam teror. “IDF telah melakukan hal ini sejak awal pertempuran dan tentunya sekarang di hari-hari terakhir. Kami akan tahu bagaimana menunjukkan dan menyajikannya, tentunya kepada sekutu kami,” jelas Hagari.
Sebelumnya, Biden telah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pengeboman tanpa pandang bulu yang dilakukan oleh militer Israel di Gaza. Dia juga menyerukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berubah dalam pendekatannya. Biden menyatakan bahwa keamanan Israel bisa saja bergantung pada dukungan dari AS, namun saat ini Israel memiliki dukungan dari Uni Eropa, Eropa, dan sebagian besar dunia.
Biden juga menyinggung percakapan pribadinya dengan Netanyahu, di mana pemimpin Israel itu menyatakan bahwa pengeboman tanpa pandang bulu yang dilakukan oleh Israel adalah sebagai respons terhadap serangan-serangan Hamas. Biden menjawab dengan mengingatkan bahwa semua lembaga internasional didirikan setelah Perang Dunia Kedua untuk mencegah terjadinya kejahatan perang seperti itu lagi.
Biden menekankan bahwa tidak ada alasan bagi Israel untuk melakukan kesalahan yang sama seperti yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat setelah serangan 9/11. Dia juga menekankan bahwa pemerintahan di Israel membuat proses perdamaian menjadi sangat sulit. Biden berpendapat bahwa pada akhirnya, Israel tidak bisa mengabaikan keberadaan negara Palestina, meskipun hal ini ditentang oleh kelompok garis keras di Israel.
Konflik antara Israel dan Hamas di Gaza terus menimbulkan korban jiwa dan merusak infrastruktur di daerah tersebut. Dukungan internasional untuk Israel semakin terbagi, dengan beberapa negara mendesak Israel untuk menghentikan pengeboman dan mencari solusi damai dengan Palestina.
Peringatan Joe Biden dan tanggapan Daniel Hagari mencerminkan kompleksitas dan ketegangan yang ada dalam hubungan Israel-Palestina. Konflik ini menunjukkan perlunya upaya nyata untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Telusuri dinamika kompleks konflik Israel-Hamas dan implikasi peringatan Presiden Joe Biden. Jelajahi operasi IDF di Gaza dan bagaimana mereka mengatasi kekhawatiran akan korban sipil. Analisis respons dari juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, dan dampaknya pada dukungan internasional untuk Israel. Teliti pemanggilan Biden untuk perubahan dalam kebijakan Israel dan implikasi keamanan ketergantungan Israel pada AS. Telusuri tantangan yang dihadapi oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan konteks lebih luas hubungan Israel-Palestina. Tetap terinformasi dan terlibat dengan perkembangan terbaru dalam isu geopolitik ini.