Kepala The Fed, Jerome Powell, mengatakan pada Kamis (9/11) bahwa pihaknya masih belum cukup yakin apakah tingkat suku bunga saat ini sudah cukup tinggi untuk menurunkan tingkat inflasi. Powell juga mengatakan bahwa pihaknya tidak segan untuk melakukan pengetatan kebijakan lebih lanjut apabila tingkat inflasi tidak kunjung turun.
Pernyataan Powell tersebut ditafsirkan sebagai sinyal hawkish oleh ekonom. Pidato Powell pada Kamis (9/11) hanya berselang sepekan dari pertemuan The Fed pada awal November 2023, di mana konferensi pers dari Powell saat itu ditafsirkan dovish oleh market. Powell mengisyaratkan bahwa dirinya ingin melihat tingkat demand yang lebih lemah. Salah satu indikator yang akan dilihat adalah sektor properti, di mana pihak-pihak yang mendapat suku bunga KPR rendah di masa pandemi belum ingin menjual properti mereka seiring kenaikan suku bunga.
baca juga :
Dari sisi supply, Powell mengatakan bahwa perbaikan rantai pasok (supply chain) telah membantu meringankan tekanan inflasi. Di sisi lain, Powell tidak mengetahui berapa banyak lagi penurunan inflasi yang bisa dicapai dengan perbaikan tambahan di sisi supply.
Merespons pidato Powell tersebut, tiga indeks saham utama di AS mengalami pelemahan pada Kamis (9/11), dengan Dow Jones -0,65%, S&P 500 -0,54%, dan Nasdaq -0,44%. Para investor merespons kekhawatiran akan pengetatan kebijakan moneter yang lebih lanjut dari The Fed, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kinerja pasar saham.