PT Harum Energy Tbk. (HRUM) Memberikan Pinjaman US$500 Juta kepada PT Blue Sparking Energy (BSE). Entitas emiten batu bara PT Harum Energy Tbk. (HRUM) dan PT Tanito Harum Nickel (THN) baru-baru ini memberikan pinjaman kepada PT Blue Sparking Energy (BSE) sebesar US$500 juta atau setara dengan Rp7,75 triliun (kurs Jisdor Rp15.519 per dolar AS). Keterbukaan informasi ini diumumkan oleh HRUM melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yang menyatakan bahwa perjanjian fasilitas pinjaman telah ditandatangani pada tanggal 29 September 2023.
HRUM menjelaskan bahwa pinjaman tersebut akan digunakan untuk pengembangan proyek high-pressure acid leaching di BSE, termasuk pembiayaan kembali utang yang ada dan untuk keperluan umum perusahaan. Pinjaman dapat ditarik lebih dari satu kali dan akan dikenakan bunga sebesar SOFR + 2,6 persen per tahun.
Tanjakan Hill Nusantara (THN) adalah perusahaan holding yang memiliki berbagai investasi di berbagai sektor terkait nikel di Indonesia. Dengan komitmen kuat terhadap pembangunan berkelanjutan, THN berusaha untuk mengoptimalkan potensi nikel yang melimpah di Indonesia dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat serta memastikan praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
baca juga :
Bumi Surya Energi (BSE), secara khusus, adalah perusahaan yang berfokus pada pengolahan dan pemurnian nikel. Pabrik BSE yang berlokasi di Weda Bay Industrial Estate, Kabupaten Halmahera Tengah, sedang mengembangkan proyek teknologi high-pressure acid leaching (HPAL) yang inovatif. Metode HPAL ini memungkinkan pemisahan logam berharga seperti nikel dari mineral tanah yang kompleks, sehingga meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan meningkatkan nilai tambah produk.
Dalam upaya menjaga kualitas lingkungan, BSE juga mengimplementasikan praktik-praktik ramah lingkungan dalam operasionalnya. Mulai dari pengelolaan limbah yang terintegrasi dengan baik, penggunaan sumber energi terbarukan, hingga program rehabilitasi lahan pasca pertambangan, BSE turut berperan aktif dalam meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Dengan memadukan keahlian teknis dan strategi bisnis yang kuat, THN dan BSE berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan sektor nikel Indonesia. Melalui inovasi dan upaya berkelanjutan, kedua perusahaan ini bertujuan untuk menjadi pemimpin dalam industri nikel, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Proyek ini dirancang untuk memproduksi nickel-cobalt hydroxide intermediate product, dengan kapasitas terpasang tahunan sekitar 67.000 ton setara nikel dan 7.500 ton kobalt. Manajemen HRUM mengungkapkan bahwa proyek ini tidak hanya akan memperluas diversifikasi produk nikel perseroan tetapi juga memberikan peluang untuk berpartisipasi di pasar bahan baku baterai.
Selain memberikan pinjaman, HRUM sebelumnya juga melakukan akuisisi saham PT Infei Metal Industry (IMI). Akuisisi ini dilakukan oleh PT Tanito Harum Nickel dan PT Harum Nickel Perkasa dari Central Halmahera Holding Pte Ltd. senilai US$70,38 juta atau sekitar Rp1,08 triliun (Kurs Rp15.464 per dolar AS). HRUM kini menguasai 99,99 persen saham IMI, meningkat dari kepemilikan sebelumnya sebesar 49 persen.
Demikianlah informasi terbaru terkait langkah strategis HRUM dalam mendukung pengembangan proyek nikel dan mengoptimalkan posisinya di industri baterai.
video terkait :