Barito Renewables Energy (BREN) Berencana IPO di BEI: Potensi Dana Rp 3,0-3,5 Triliun

2 minutes, 31 seconds Read

Barito Renewables Energy (BREN) Berencana IPO di BEI: Potensi Dana Rp 3,0-3,5 Triliun

Anak usaha Barito Pacific ($BRPT) di bidang geothermal, Barito Renewables Energy ($BREN), berencana untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam IPO ini, BREN berencana untuk menawarkan sebanyak-banyaknya 4,5 miliar lembar (3,35%) saham baru dengan harga penawaran berkisar 670-780 rupiah per saham. Dengan demikian, potensi dana yang diperoleh oleh BREN dari IPO ini mencapai 3,0-3,5 triliun rupiah.

Dana hasil IPO ini akan digunakan oleh BREN untuk beberapa keperluan. Sebanyak 68-79% dari dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran sebagian fasilitas utang kepada Bangkok Bank sebesar-besarnya 158,6 juta dolar AS atau sekitar 2,38 triliun rupiah. Sedangkan 28-33% akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energy Oil and Gas Pte. Ltd. sebesar-besarnya 66,5 juta dolar AS atau sekitar 997,5 miliar rupiah. Serta 3% akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pengembalian uang muka kepada Star Energy Geothermal (Salak Darajat) BV.

Baca juga berita yang lain : 

Meskipun porsi saham yang ditawarkan ke masyarakat saat IPO hanya 3,35%, BREN tetap memenuhi kewajiban minimum free float sebesar 7,5%. Hal ini dikarenakan kepemilikan Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Fund dihitung sebagai kepemilikan masyarakat. Saat ini, kedua fund tersebut masing-masing memiliki 4,5% saham BREN, sehingga porsi free float saat BREN IPO mencapai 12,05%.

Setelah IPO, struktur kepemilikan saham BREN non-masyarakat akan terdiri dari BRPT (64,43%), Green Era Energy Pte. Ltd. (23,52%), Jupiter Tiger Holdings (4,35%), dan Prime Hill Fund (4,35%). Hingga saat prospektus diterbitkan, BREN memiliki tiga wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang mencapai 886 MW. Ketiga aset tersebut terdiri dari PLTP Wayang Windu sebesar 230,5 MW, PLTP Salak sebesar 381 MW, dan PLTP Darajat sebesar 274,5 MW.

Penawaran awal saham BREN akan berlangsung mulai tanggal 18-25 September 2023, dengan penawaran umum pada tanggal 2-4 Oktober 2023. Tanggal listing saham BREN di BEI direncanakan pada tanggal 6 Oktober 2023. BNI Sekuritas akan menjadi underwriter dalam IPO ini.

IPO BREN akan menambah jumlah emiten geothermal di Bursa Efek Indonesia (BEI), menyusul Pertamina Geothermal Energy ($PGEO) yang lebih dulu IPO pada bulan Februari 2023. Kabar IPO BREN sendiri menjadi sentimen positif bagi PGEO dan BRPT, dengan harga saham keduanya naik masing-masing 15,04% dan 10,94% pada Jumat (15/9).

Dari sisi kapasitas terpasang, BREN memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan PGEO. BREN memiliki kapasitas terpasang sebesar 886 MW dari tiga lokasi, sementara PGEO hanya memiliki kapasitas terpasang sebesar 672 MW dari enam lokasi. Meskipun demikian, per 1Q23, laba bersih BREN (29,2 juta dolar AS) lebih rendah dari laba bersih PGEO (47 juta dolar AS). Hal ini utamanya disebabkan oleh beban keuangan yang lebih besar karena tingginya tingkat utang BREN.

Secara valuasi, IPO BREN memiliki valuasi yang lebih premium dibandingkan PGEO. Jika mengacu kepada kinerja keuangan BREN per 1Q23 TTM dan dengan mempertimbangkan kas dari hasil IPO, valuasi BREN adalah sebagai berikut:

  • P/S: 10,1x-11,8x (vs. PGEO: 9,5x)
  • P/E: 60,2x-70,1x (vs. PGEO: 26,9x)
  • P/BV: 14,1x-15,3x (vs. PGEO: 2,0x)

Video :

Sponsor :

Umah IT
adaru bhumi
Siplah Umah IT

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cart
Your cart is currently empty.