Inflasi Tahuan Amerika dan China lebih rendah dari Konsesus. Amerika Serikat mencatatkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 4,9% YoY pada April 2023 (vs. Mar 2023: 5% YoY). Realisasi ini sedikit lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi sebesar 5% YoY, sekaligus menandai inflasi tahunan yang terendah sejak April 2021.
Baca juga :
Hati – Hati Guys, Harga Saham Kamu bisa jadi Rp 1 per lembar
Waskita Karya dapat Kontrak Baru sebesar 20,23 Triliun di IKN
Secara bulanan, Amerika Serikat mengalami inflasi IHK sebesar 0,4% MoM pada April 2023 (vs. Mar 2023: 0,1% MoM), lebih tinggi dibandingkan ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi 0,1% MoM.
Adapun inflasi inti pada April 2023 sebesar 0,4% MoM dan 5,5% YoY (vs. Mar 2023: inflasi 0,1% MoM dan 5,6% YoY), sesuai dengan ekspektasi konsensus.
Penurunan inflasi AS membuka peluang bagi The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam pertemuan berikutnya pada bulan depan.
Meski demikian, tingkat inflasi tersebut masih jauh lebih tinggi dari target inflasi 2% yang ditetapkan oleh The Fed. Ditambah dengan tingkat pengangguran yang rendah (3,4%) per April 2023, The Fed kemungkinan tidak akan memangkas suku bunganya pada tahun ini.
Sementara itu, pelemahan inflasi tahunan China terjadi di tengah pemulihan ekonomi negara tersebut setelah mencabut kebijakan zero-Covid pada akhir tahun lalu.
Menurut Chief China Economist dari Macquarie, Larry Hu, China akan mengalami inflasi moderat dengan indeks harga konsumen dan indeks harga produsen berada di level rendah pada 2Q23, sebelum meningkat pada 2H23.
Hu mengatakan bahwa China masih akan menghadapi pelemahan permintaan domestik dan pasar tenaga kerja yang lesu, sehingga memerlukan dukungan kebijakan lebih lanjut dari pemerintahnya.
Selain Amerika Serikat, China juga mencatatkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) secara tahunan yang lebih rendah dibandingkan konsensus.
Pada April 2023, China mengalami inflasi sebesar 0,1% YoY (vs. Mar 2023: inflasi 0,7% YoY), lebih rendah dibandingkan estimasi konsensus analis sebesar 0,4% YoY. Realisasi ini menandai inflasi tahunan terendah sejak Februari 2021, yang disebabkan oleh pelemahan inflasi makanan (0,4% YoY vs. Mar 2022: inflasi 2,4% YoY) dan non-makanan (0,1% YoY vs. Mar 2022: inflasi 0,3% YoY).
Secara bulanan, China mencatatkan deflasi sebesar 0,1% (vs. Mar 2023: deflasi 0,3% MoM), lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus yang memperkirakan 0% MoM. Adapun tingkat inflasi inti pada April 2023 mencapai 0,7% YoY (vs. Mar 2023: inflasi 0,6% YoY).
Sementara itu, indeks harga produsen di China tercatat mengalami penurunan -3,6% YoY (vs. Mar 2023: -2,5% YoY), di bawah ekspektasi konsensus yang memperkirakan -3,2% MoM. Penurunan ini merupakan deflasi terbesar sejak Mei 2020 dan merupakan penurunan ke-7 secara berturut-turut sejak Oktober 2022.