RedaksiBali.com – Sebanyak 51 pengungsi Rohingya tiba di Desa Kwala Langkat, Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Rabu (22/5/2024) sekitar pukul 10.00 WIB. Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat warga desa terkejut.
Kronologi Kedatangan Pengungsi
Camat Tanjung Pura, Muhammad Nawawi, menjelaskan bahwa warga desa awalnya terkejut melihat puluhan pengungsi Rohingya tiba di desa mereka. “Setelah dihitung, ada 51 orang pengungsi yang datang,” ujar Nawawi. Menurut informasi dari warga, para pengungsi ini tiba menggunakan satu unit kapal dan kemudian berjalan kaki menuju desa setelah turun di pinggir pantai.
Respons Warga Setempat
Warga desa Kwala Langkat menunjukkan rasa kemanusiaan dengan memberikan bantuan berupa makanan kepada para pengungsi. Namun, mereka juga menyampaikan keinginan agar para pengungsi tersebut direlokasi ke luar pemukiman desa. “Warga desa awalnya membantu dengan memberi makanan, tetapi mereka meminta agar para pengungsi direlokasi ke luar pemukiman,” tambah Nawawi.
Relokasi Pengungsi
Saat ini, para pengungsi Rohingya telah direlokasi ke Pantai Tanjung Lampu Ujung Damak, Desa Kwala Langkat. Di lokasi ini, mereka tinggal dengan fasilitas tenda yang disediakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Langkah ini diambil untuk menjaga kenyamanan dan keamanan baik bagi warga desa maupun para pengungsi.
Simpati dan Tindakan Kemanusiaan
Kasus kedatangan pengungsi Rohingya di Langkat menunjukkan pentingnya solidaritas dan kemanusiaan dalam menghadapi krisis pengungsi. Meskipun warga desa terkejut dengan kedatangan mendadak ini, mereka tetap memberikan bantuan awal kepada para pengungsi. Namun, untuk menjaga situasi tetap kondusif, relokasi dilakukan dengan cepat.
Kedatangan 51 pengungsi Rohingya di Desa Kwala Langkat merupakan momen yang mengejutkan bagi warga setempat, tetapi juga menjadi contoh nyata dari tindakan kemanusiaan dan solidaritas. Relokasi ke Pantai Tanjung Lampu Ujung Damak dengan fasilitas tenda BPBD diharapkan dapat memberikan tempat tinggal sementara yang layak bagi para pengungsi, sembari mencari solusi jangka panjang yang lebih permanen.