Prabowo Subianto Siap Belajar dari Partai Komunis menjadi berita yang Kontroversi dan Reaksi keras dari Loyalis Ganjar
RedaksiBali.com – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menjadi sorotan setelah Kementerian Luar Negeri China menyebutnya siap belajar dari Partai Komunis. Loyalis Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melalui Jhon Sitorus, memberikan tanggapannya atas pernyataan tersebut.
Jhon Sitorus, dalam pernyataannya di aplikasi X @miduk17, mempertanyakan kebenaran klaim tersebut. Ia menyoroti aspek apa yang akan dipelajari Prabowo dari Partai Komunis. Pertanyaan Jhon tersebut menandakan kekhawatiran atas implikasi dari pernyataan tersebut. “Ini perlu penjelasan lebih lanjut dan serius,” tegas Jhon.
Dia menekankan bahwa Indonesia mengakui Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara, yang didasarkan pada nilai gotong royong, demokrasi, dan keadilan sosial. Ideologi komunisme, yang dilarang dalam konstitusi, dipandangnya sebagai ancaman terhadap fondasi negara.
Apresiasi terhadap Kepemimpinan Presiden China
Pernyataan kontroversial ini muncul setelah Prabowo Subianto memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan Presiden China, Xi Jinping, dalam kunjungannya ke Beijing. Dalam pertemuan itu, Prabowo juga menyoroti pencapaian rakyat dan pemerintah China. Namun, fokus utama pertemuan itu adalah kerja sama pertahanan antara Indonesia dan China.
Melalui rilis Kementerian Pertahanan RI, Prabowo menegaskan bahwa diskusi dengan Xi Jinping memusatkan pada aspek pertahanan kedua negara. Sementara itu, Xi Jinping menyambut baik peningkatan hubungan antara Indonesia dan China selama satu dekade terakhir. Hal ini menandakan pentingnya diplomasi dalam menjaga stabilitas regional.
Kompleksitas Hubungan Indonesia-China dan Pentingnya Ideologi Negara
Meskipun demikian, pernyataan Kementerian Luar Negeri China tentang kesiapan Prabowo belajar dari Partai Komunis tetap menimbulkan keraguan dan perdebatan di kalangan politisi dan masyarakat Indonesia. Ini juga mengingatkan akan pentingnya mempertahankan nilai-nilai ideologis Pancasila sebagai landasan negara Indonesia.
Sebagai penutup, pernyataan-pernyataan ini menyoroti kompleksitas hubungan antara Indonesia dan China, serta pentingnya menjaga kedaulatan dan integritas ideologis negara.