1. Bank Mandiri (BMRI)
RedaksiBali.com – Pada hari ini, pemegang saham Bank Mandiri menyetujui pembagian dividen sebesar 33 triliun rupiah, atau sekitar 354 rupiah per saham. Jumlah dividen tersebut setara dengan 60% dari laba bersih tahun buku 2023. Meskipun belum diumumkan cum dividen dan tanggal pembayaran, berdasarkan harga saham BMRI pada penutupan bursa pada hari Kamis (7/3), indikasi dividend yield adalah 5%.
2. Bank Tabungan Negara (BBTN)
Bank Tabungan Negara juga akan membagikan dividen tahun buku 2023 senilai 700,19 miliar rupiah, atau sekitar 49,9 rupiah per saham. Jumlah ini setara dengan 20% dari laba bersih tahun buku 2023. Meskipun cum dividen dan tanggal pembayaran belum diumumkan, indikasi dividend yield berdasarkan harga saham BBTN pada penutupan bursa pada hari Kamis (7/3) adalah 3,7%. Selain itu, BBTN berencana meningkatkan dividend payout ratio menjadi 25% untuk tahun buku 2025.
3. Puradelta Lestari (DMAS)
Puradelta Lestari mencatatkan laba bersih sebesar 1,22 triliun rupiah pada tahun 2023, melebihi estimasi konsensus sebesar 103,8%. Pendapatan perusahaan ini tercatat flat, di level 1,92 triliun rupiah. Untuk tahun 2024, DMAS menargetkan marketing sales sebesar 1,81 triliun rupiah.
4. Cisarua Mountain Dairy (CMRY)
Cisarua Mountain Dairy mencatatkan laba bersih sebesar 1,24 triliun rupiah pada tahun 2023, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 21,9% menjadi 7,8 triliun rupiah. Pada kuartal keempat tahun 2023, CMRY membukukan laba bersih sebesar 275 miliar rupiah, dengan pendapatan sebesar 2,01 triliun rupiah.
5. Jasa Marga (JSMR)
Anak usaha Jasa Marga, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) dan PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), mengumumkan kenaikan tarif tol sebesar 35% per 9 Maret 2024.
6. Delta Dunia Makmur (DOID)
Delta Dunia Makmur berencana melakukan pembelian kembali atas Surat Utang 2026 yang sebelumnya diterbitkan oleh anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Total nilai Surat Utang 2024 mencapai 400 juta dolar AS, dengan rencana tender offer dimulai pada 5–18 Maret 2024.
7. Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE)
Wijaya Karya Bangunan Gedung menargetkan perolehan kontrak baru sebesar 5,07 triliun rupiah pada 2024, dengan 54,2% dari pemerintah, 26,7% dari BUMN, dan sisanya dari swasta. Perseroan juga mengincar komposisi nilai kontrak baru dari IKN sebanyak 10–15% dari target 2024.
Dengan berbagai peristiwa penting di pasar saham ini, para investor dapat memperoleh wawasan yang diperlukan untuk membuat keputusan investasi yang cerdas. Informasi tentang pembagian dividen, laba bersih, dan rencana perusahaan dapat membantu investor dalam memilih saham yang tepat untuk investasi mereka.