RedaksiBali.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif baru-baru ini melakukan kunjungan ke proyek pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan pada Kamis (29/2/2024), Menteri Arifin menyatakan bahwa smelter tersebut siap beroperasi pada bulan Juni 2024. Pembangunan pabrik pemurnian tembaga ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat hilirisasi tambang, yang dianggap sebagai langkah penting menuju cita-cita Indonesia menjadi negara maju. Langkah ini juga merupakan mandat dari Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia.
Wakil Direktur PT Freeport Indonesia, Jenpino Ngabdi, menegaskan bahwa pembangunan smelter berjalan sesuai target. Dia menyatakan bahwa smelter akan memulai operasinya pada bulan Juni 2024 dan diharapkan dapat mencapai kapasitas penuh pada akhir tahun yang sama. “Setelah smelter beroperasi penuh pada akhir 2024, seluruh hasil tambang PTFI akan dimurnikan di dalam negeri, meningkatkan nilai tambah dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan negara,” tambahnya.
Pembangunan smelter tembaga ini menjadi sorotan karena merupakan investasi besar-besaran PT Freeport Indonesia di Indonesia. Smelter tersebut berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, dan menelan investasi sebesar US$ 3,1 miliar atau setara dengan Rp 48 triliun pada akhir Desember 2023. Smelter tembaga ini didesain sebagai salah satu yang terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton konsentrat tembaga dan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun. Selain itu, smelter ini juga akan memproduksi berbagai produk tambahan seperti emas, perak, platinum group metal (PGM), asam sulfat, gipsum, dan timbal.
Dengan beroperasinya smelter ini, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk tambang di Indonesia serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan negara. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendorong hilirisasi tambang guna meningkatkan nilai tambah produk tambang dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Dengan adanya smelter tembaga terbesar di dunia ini, Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi yang signifikan.
Investasi PT Freeport Indonesia dalam pembangunan smelter ini juga mencerminkan kepercayaan mereka terhadap potensi pertambangan di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah memberikan dukungan dan fasilitas yang diperlukan bagi perusahaan tambang untuk melaksanakan hilirisasi tambang. Selain itu, dengan adanya smelter ini, akan tercipta lapangan kerja baru dan peningkatan keterampilan tenaga kerja di sektor pertambangan.
Pembangunan smelter tembaga ini juga sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk menjadikan negara ini sebagai negara maju. Dengan meningkatkan nilai tambah produk tambang, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan penerimaan negara melalui ekspor produk olahan tambang. Selain itu, smelter ini juga akan berkontribusi dalam pengembangan industri pendukung seperti industri logam dan bahan kimia.
Secara keseluruhan, pembangunan pabrik pemurnian tembaga ini merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk mempercepat hilirisasi tambang di Indonesia. Dengan adanya smelter tembaga terbesar di dunia ini, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah produk tambang, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan penerimaan negara. Investasi PT Freeport Indonesia dalam pembangunan smelter ini juga mencerminkan kepercayaan mereka terhadap potensi pertambangan di Indonesia. Diharapkan, langkah ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan tambang lainnya untuk melaksanakan hilirisasi tambang di Indonesia.