RedaksiBali.com – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan penurunan kinerja laba yang mengecewakan pada kuartal IV-2023. Laba tersebut turun sebesar 57% (qoq) atau 19% (yoy), akibat dampak negatif dari isu boikot produk yang terjadi selama November-Desember 2023. Data Nielsen yang disampaikan oleh BRI Danareksa Sekuritas menunjukkan bahwa segmen nutrisi Unilever Indonesia mengalami penurunan terbesar. Volume penjualan sepanjang tahun 2023 stagnan, sementara pada periode hingga September 2023, tercatat peningkatan sebesar 2,1%. Selain itu, segmen produk perawatan pribadi dan perawatan rumah tangga juga mengalami penurunan penjualan.
Menurut laporan riset dari BRI Danareksa Sekuritas, terjadi kontraksi volume sebesar 13,4% (yoy) pada kuartal IV-2023 di semua segmen UNVR. Meskipun Unilever Indonesia melaporkan adanya peningkatan penjualan pada Januari 2024 jika dibandingkan dengan kuartal III-2023, namun penjualan saat ini masih rentan terhadap penurunan karena ketidakpastian konflik di Timur Tengah yang belum terselesaikan.
BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan penurunan pendapatan UNVR masih akan berlanjut pada kuartal I-2024, mengingat ketersediaan produk serupa dengan harga lebih rendah. Oleh karena itu, estimasi pendapatan Unilever Indonesia (UNVR) untuk tahun 2024 diturunkan sebesar 6,5% karena ekspektasi volume yang lemah. Estimasi margin laba kotor juga diturunkan menjadi 49,5% dibandingkan dengan 49,7% pada tahun 2023. Laba bersih diproyeksikan mencapai Rp 5 triliun, naik 4,9% (yoy), namun direvisi turun sebesar 10,4%.
Dalam menghadapi kondisi ini, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan sell untuk saham UNVR. Meskipun harga saham UNVR mengalami penurunan belakangan ini, valuasinya masih memiliki premium sebesar 29% dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Hal ini dikarenakan risiko penurunan laba yang masih ada. Target harga saham UNVR berdasarkan discounted cash flow (DCF) diturunkan menjadi Rp 2.650, mencerminkan PER UNVR 2024 sebesar 20 kali.
Meskipun Unilever Indonesia mengalami penurunan laba dan valuasinya masih premium, perusahaan ini tetap menjadi salah satu pemain terkemuka di industri FMCG di Indonesia. Unilever Indonesia memiliki portofolio produk yang luas dan telah membangun reputasi yang kuat selama bertahun-tahun. Meskipun kondisi pasar yang sulit dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, Unilever Indonesia memiliki potensi untuk pulih dan kembali tumbuh dengan strategi yang tepat.
Dalam menghadapi tantangan yang ada, UNVR perlu terus beradaptasi dengan perubahan tren dan kebutuhan konsumen. Inovasi produk dan fokus pada kualitas serta keberlanjutan dapat menjadi kunci keberhasilan perusahaan ini. Selain itu, menjaga hubungan yang baik dengan konsumen dan memperkuat brand awareness juga penting untuk mempertahankan pangsa pasar yang kuat.
Dalam kesimpulannya, meskipun Unilever Indonesia mengalami penurunan kinerja laba dan valuasinya masih premium, perusahaan ini memiliki potensi untuk pulih dan tumbuh kembali. Dengan strategi yang tepat dan fokus pada inovasi produk serta keberlanjutan, Unilever Indonesia dapat menghadapi tantangan yang ada dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain terkemuka di industri FMCG di Indonesia.