RedaksiBali.com – Berbagai emiten properti ternama di Indonesia, seperti Ciputra Development (CTRA), Bumi Serpong Damai (BSDE), Summarecon Agung (SMRA), Pantai Indah Kapuk Dua (PANI), dan Pakuwon Jati (PWON), telah mengumumkan capaian realisasi dan target pertumbuhan marketing sales properti mereka untuk tahun 2023 serta target pada tahun 2024. Meskipun BSDE mencatatkan penurunan realisasi marketing sales pada tahun sebelumnya, keempat emiten tersebut menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.
Tahun 2024 diproyeksikan menjadi tahun yang menjanjikan bagi pertumbuhan marketing sales properti. Proyeksi ini didorong oleh prospek ekonomi yang cerah dan peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) juga dianggap sebagai faktor peningkatan pertumbuhan marketing sales pada tahun 2024.
Rincian Capaian dan Target Marketing Sales
Berikut adalah rincian capaian dan target marketing sales dari masing-masing emiten properti:
Ciputra Development (CTRA)
Ciputra Development mencatatkan capaian realisasi marketing sales yang baik pada tahun 2023 dan menetapkan target yang lebih tinggi untuk tahun 2024. Perusahaan ini optimis dengan prospek pertumbuhan di masa depan.
Bumi Serpong Damai (BSDE)
Bumi Serpong Damai tidak mencantumkan target pertumbuhan marketing sales di tahun berikutnya. Meskipun demikian, perusahaan ini tetap berkomitmen untuk mempertahankan kinerja yang baik.
Summarecon Agung (SMRA)
Summarecon Agung berhasil meraih realisasi marketing sales yang signifikan pada tahun 2023 dan menetapkan target yang ambisius untuk tahun 2024. Perusahaan ini optimis dengan potensi pertumbuhan di sektor properti.
Pantai Indah Kapuk Dua (PANI)
Pantai Indah Kapuk Dua melaporkan pencapaian marketing sales yang positif di tahun sebelumnya dan menetapkan sasaran yang meningkat untuk tahun berikutnya. Perusahaan ini berharap dapat terus mengembangkan proyek-proyek properti yang menarik minat konsumen.
Pakuwon Jati (PWON)
Pakuwon Jati menunjukkan pertumbuhan marketing sales yang positif pada tahun 2023 dan menargetkan pertumbuhan yang lebih besar di tahun 2024. Perusahaan ini berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan proyek-proyek properti yang berkualitas.
Dampak Insentif PPN DTP
Dampak positif dari insentif PPN DTP diperkirakan akan semakin terasa pada tahun 2024. Insentif ini diberlakukan pada November 2023 dan berlaku untuk rumah dengan harga di bawah 5 miliar rupiah, dengan dasar pengenaan pajak maksimal 2 miliar rupiah. Pemerintah akan menanggung PPN untuk 100% DPP hingga 30 Juni 2024, dan 50% DPP dari 1 Juli hingga 31 Desember 2024.
Potensi peningkatan marketing sales dari properti yang memenuhi syarat untuk insentif ini diperkirakan mencapai 19–40% dari target pemasaran di tahun 2024. Insentif PPN DTP menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan pasar properti di masa mendatang.
Optimisme dalam Sektor Properti
Selain pertumbuhan marketing sales, optimisme dalam sektor properti juga dipengaruhi oleh ekspektasi penurunan suku bunga. Histori menunjukkan bahwa saham properti cenderung mengalami kenaikan ketika suku bunga mulai menurun.
Berakhirnya periode pemilu presiden juga dapat meningkatkan permintaan dari investor properti yang sebelumnya menunggu hasil pemilu. Dalam konsensusnya, diprediksi bahwa suku bunga Bank Indonesia akan mulai dipangkas pada kuartal ketiga tahun 2024, mengikuti kebijakan yang serupa dari Federal Reserve yang diperkirakan akan dilakukan pada kuartal kedua tahun yang sama.
Keputusan mengenai waktu dan besarnya penurunan suku bunga masih bergantung pada data ekonomi yang terkait, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar rupiah. Namun, proyeksi pertumbuhan marketing sales dan potensi insentif PPN DTP tetap menjadi fokus utama bagi pelaku pasar properti dan investor di tahun yang akan datang.
Secara keseluruhan, pertumbuhan marketing sales properti di tahun 2024 menunjukkan prospek yang cerah. Dukungan dari insentif PPN DTP dan ekspektasi penurunan suku bunga menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan sektor properti di masa mendatang.