RedaksiBali.com – Pemilu Presiden Indonesia 2024 menjadi sorotan utama tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di mata media asing. Hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei menjadi bahan pembicaraan utama.
Salah satu pasangan calon yang mendapat perhatian besar adalah pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang berhasil unggul sementara menurut quick count dengan lebih dari 50% suara.
CNN International, misalnya, menyoroti kemenangan yang diumumkan oleh Prabowo Subianto dengan judul artikel “Mantan Jenderal Purnawirawan Kuat Klaim Kemenangan dalam Pemilihan Presiden Indonesia”. Mereka menyebut bahwa Prabowo memenangkan hitung cepat dengan hampir 60% suara.
Menurut laporan CNN International, Prabowo, yang merupakan mantan jenderal Angkatan Darat dengan latar belakang kontroversial, mengklaim kemenangan dalam pidato kepada para pendukungnya di Jakarta. Ia menyatakan bahwa ia dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, akan memimpin untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Prabowo juga menegaskan pentingnya tetap rendah hati meskipun meraih keunggulan dalam hitung cepat.
Selain CNN International, New York Times (NYT) juga menyoroti kemenangan yang hampir pasti diraih oleh Prabowo Subianto. Dalam artikel berjudul “Mantan Jenderal yang Dikhawatirkan Akan Menjadi Pemimpin Baru Indonesia”, NYT menggambarkan bahwa Prabowo memiliki keunggulan yang signifikan atas dua kandidat lainnya, dengan perolehan suara lebih dari 58% menurut hitung cepat yang tidak resmi. NYT juga mengutip bahwa dua calon lainnya menilai masih terlalu dini untuk menyatakan diri sebagai pemenang.
Namun, pernyataan kemenangan Prabowo Subianto juga menimbulkan berbagai pertanyaan terkait masa depan demokrasi di Indonesia. NYT menyebutkan bahwa ada keraguan tentang keberlanjutan demokrasi di Indonesia, terutama mengingat latar belakang Prabowo yang pernah dikaitkan dengan Suharto, mantan diktator Indonesia.
Sementara itu, Reuters memperhatikan harapan-harapan yang tersemat pada sosok Prabowo. Mereka menyebutkan bahwa aliansi antara Prabowo dengan Jokowi kemungkinan akan terus berlanjut ke depan, mengacu pada kemitraan Prabowo dengan Gibran Rakabuming Raka. Perjanjian ini, menurut Reuters, akan tetap berlaku selama Prabowo menilai bahwa hal itu sesuai dengan kepentingannya dan tidak akan berlaku lagi. Namun, beberapa analis menegaskan bahwa hubungan Prabowo dengan Jokowi lebih bersifat strategis secara politis daripada merupakan strategi pemerintahan.
Dengan demikian, hasil hitung cepat Pemilu Presiden Indonesia 2024 memunculkan berbagai spekulasi dan pertanyaan, baik di dalam negeri maupun di mata dunia internasional, terkait arah masa depan politik dan demokrasi di Indonesia.