RedaksiBali.com – Program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, telah menjadi sorotan dalam perbincangan publik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah mengungkapkan rencana program tersebut yang mengalokasikan anggaran sebesar Rp15.000 per anak, tanpa memperhitungkan biaya susu. Respons terhadap program ini tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Menkeu Sri Mulyani.
Bank Dunia: Perlu Perencanaan Matang
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, menyoroti pentingnya perencanaan matang dalam pelaksanaan program makan siang gratis. Menurutnya, aspek anggaran merupakan hal yang krusial. Kahkonen menekankan bahwa bentuk program dan sasarannya harus jelas serta disertai dengan perencanaan biaya yang matang. Dia juga menegaskan pentingnya memastikan bahwa program tersebut tidak melampaui pagu defisit fiskal yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yakni sebesar 3 persen dari PDB.
Sri Mulyani: Proses Evaluasi yang Teliti
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, juga memberikan tanggapannya terhadap program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah tengah melakukan evaluasi terhadap pagu anggaran yang tepat untuk program tersebut. Proses evaluasi ini melibatkan penetapan pagu indikatif sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kerja ke depan. Sri Mulyani menegaskan bahwa proses ini akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan, dengan fokus pada penetapan pagu indikatif dan program-program prioritas.
Pentingnya Perencanaan Matang dan Evaluasi Terhadap Anggaran
Respons dari Bank Dunia dan Sri Mulyani menyoroti pentingnya perencanaan matang serta evaluasi terhadap anggaran dalam pelaksanaan program makan siang gratis. Hal ini menunjukkan bahwa keberlangsungan program tersebut haruslah didukung oleh aspek keuangan yang terukur dan terencana dengan baik.
Program makan siang gratis Prabowo-Gibran menjadi perhatian publik karena melibatkan alokasi anggaran yang signifikan. Bank Dunia menekankan pentingnya perencanaan matang dalam mengatur anggaran agar program ini dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini, aspek anggaran harus jelas dan disertai dengan perencanaan biaya yang matang. Selain itu, Bank Dunia juga menyoroti pentingnya memastikan bahwa program ini tidak melampaui pagu defisit fiskal yang telah ditetapkan.
Sri Mulyani juga memberikan tanggapannya terhadap program ini dan menekankan pentingnya evaluasi terhadap pagu anggaran yang tepat. Proses evaluasi ini melibatkan penetapan pagu indikatif sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kerja ke depan. Dalam tiga bulan ke depan, pemerintah akan fokus pada penetapan pagu indikatif dan program-program prioritas.
Perencanaan matang dan evaluasi terhadap anggaran merupakan langkah penting dalam menjalankan program makan siang gratis ini. Dengan perencanaan yang matang, program ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Evaluasi anggaran juga penting untuk memastikan bahwa alokasi anggaran yang tepat digunakan untuk program ini. Dengan demikian, program makan siang gratis Prabowo-Gibran dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi anak-anak yang membutuhkannya.