RedaksiBali.com – Tegangan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Joko Widodo (Jokowi), tidak mencapai puncaknya. Namun, menurut analisis Dahlan Iskan, kemarahan Megawati mungkin lebih ditujukan kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam pernyataannya, Dahlan Iskan mengungkap bahwa saat Megawati dikalahkan oleh SBY pada tahun 2004, usianya baru 57 tahun. Namun, hingga 20 tahun berlalu, Megawati masih belum melupakan kekalahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa proses kekalahannya masih membekas dalam ingatannya.
Saat ini, Megawati berusia 77 tahun, sedangkan Jokowi masih 62 tahun. Dalam perjalanannya, Jokowi telah membuktikan kesuksesannya dalam memenangkan pilpres tanpa bergantung pada Megawati. Bahkan, dalam kontes politik terbaru, Jokowi melawan Megawati melalui pasangan Ganjar-Mahfud.
Dahlan Iskan mempertanyakan apakah Jokowi sebenarnya membutuhkan Megawati untuk menegaskan posisinya. Apakah tanpa Megawati, Jokowi tidak akan menjadi siapa-siapa? Namun demikian, Dahlan Iskan juga menekankan bahwa Jokowi tetap merupakan kader PDI Perjuangan.
Dalam analisis lebih lanjut, Dahlan menyatakan bahwa pada usia 62 tahun, Jokowi tidak mungkin pensiun. Hal ini membuat banyak orang berharap bahwa Jokowi akan memimpin Ketua Umum PDIP di masa depan. Namun, keputusan tersebut tergantung pada sikap Megawati apakah ia bersedia merelakan posisi ketua umum untuk Jokowi.
Menurut Dahlan, jika Jokowi berhasil mengalahkan Megawati dalam Pilpres 2024, itu akan menjadi peristiwa politik besar. Hal ini menunjukkan bahwa hanya orang dari dalam PDI Perjuangan yang mampu mengalahkan partai itu sendiri. Namun demikian, meskipun banyak kader yang menginginkan hal tersebut, Jokowi mungkin tidak tertarik untuk menjadi ketua umum PDI Perjuangan. Hal ini juga mengingat bahwa anaknya, Kaesang Pangarep, telah menjadi ketua umum PSI.
Pertanyaan mengenai apakah Jokowi akan menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan masih menjadi tanda tanya besar. Meskipun banyak yang menginginkannya, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk sikap Megawati dan keputusan pribadi Jokowi.