RedaksiBali.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan kekagetannya terhadap penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat keempat Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Minggu (21/1/2024) malam. Hasto menyatakan bahwa Gibran mengalami perubahan karakter yang signifikan, menjauh dari citra ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Pertama-tama, saya merasa kaget dengan perubahan karakter Mas Gibran yang sangat berbeda dari Pak Jokowi,” ujar Hasto saat ditemui di JCC, Jakarta, pada hari Minggu.
Menurut Hasto, perubahan tersebut mungkin dipengaruhi oleh calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang dikenal memiliki sifat emosional. Hasto menduga bahwa emosi Prabowo bisa menular ke Gibran.
“Terlebih lagi, pengaruh-pengaruh dari Pak Prabowo yang cenderung emosional ternyata memengaruhi Mas Gibran, dan keputusan Mahkamah Konstitusi tentang batas usia 40 menjadi sangat penting, karena di situlah menentukan kedewasaan emosi seseorang,” tambah Hasto.
Hasto juga menyoroti pernyataan Gibran Rakabuming Raka terkait pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari tambang ilegal. Menurut Hasto, tambang ilegal sudah pasti tidak memiliki IUP.
“Misalnya, ketika kita melihat illegal logging dan illegal mining, yang dijawab Mas Gibran tadi adalah ‘ya IUP-nya dicabut’. Padahal, ini ilegal tanpa IUP. Ini adalah hal-hal yang sangat disayangkan oleh kami,” ungkap Hasto.
Artikel ini mencerminkan kekhawatiran Hasto terhadap perubahan karakter Gibran, diduga dipengaruhi oleh Prabowo, serta menyoroti penilaian Hasto terhadap pernyataan Gibran mengenai tambang ilegal. Keputusan Mahkamah Konstitusi juga diangkat sebagai titik penting dalam menentukan kedewasaan emosional seorang pemimpin. Semua elemen ini menciptakan dinamika menarik dalam Pilpres 2024 yang patut dicermati.