RedaksiBali.com – Pada debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar pada Ahad malam, 7 Januari 2024, calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dinilai terlalu sering menyerang Prabowo Subianto. Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Choirul Umam, debat ini semakin mempertegas pola relasi antarcapres.
Selama debat, Anies Baswedan terlihat melakukan serangan lebih awal atau preemptive attack, terutama pada pribadi Prabowo selaku mantan menteri pertahanan. Ahmad Choirul Umam menyebut bahwa Anies Baswedan seolah menjalankan strategi Tsun Tzu yang menekankan bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang. Namun, Ahmad juga menilai bahwa beberapa serangan yang dilancarkan oleh Anies Baswedan terlihat terlalu berlebihan, seperti penilaian terhadap ketidakberhasilan lumbung pangan atau food estate yang dianggap dapat menciptakan poin politik.
Ganjar Pranowo, sebagai capres nomor urut 3, tampak lebih tertib dalam melakukan serangan. Ahmad Choirul Umam menyebut bahwa Ganjar Pranowo tampil dengan pola konfrontasi yang terukur dan diperkuat dengan substansi yang cukup impresif. Ganjar Pranowo mampu mengelaborasi argumen tentang visi pertahanan, keamanan, dan diplomasi ekonomi secara jelas dan mengesankan. Dia juga mampu menjelaskan dengan baik tentang kematangan perencanaan dan komitmen anti-korupsi dalam eksekusi kebijakan pertahanan, penguatan infrastruktur siber nasional, dan komitmen pada upaya revitalisasi kinerja ASEAN.
Adapun Prabowo Subianto, capres nomor urut 2, sempat terpancing emosinya oleh serangan-serangan Anies Baswedan. Meski demikian, Prabowo masih mampu mengendalikan emosinya. Namun, Prabowo kurang mengelaborasi substansi dan filosofi kebijakan pertahanan-keamanan dan strategi hubungan internasional secara memadai, karena harus menahan emosi dan serangan-serangan yang tajam.
Secara keseluruhan, Ahmad Choirul Umam menilai Ganjar Pranowo tampil secara cerdas, Anies Baswedan bersikap ofensif dan bernas, sementara Prabowo Subianto lebih defensif dan kurang elaboratif. Debat ketiga ini membahas tema tentang pertahanan, keamanan, politik luar negeri, geopolitik, dan geospasial.
Anies Baswedan menyerang Prabowo Subianto dengan menyebut perbandingan antara kesejahteraan prajurit dengan kepemilikan lahan oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu. Namun, data yang diucapkan Anies tersebut dibantah oleh Prabowo. Sementara itu, Ganjar Pranowo melakukan serangan di saat-saat akhir dengan menyinggung tentang indeks kinerja militer yang turun. Bahkan, Ganjar menantang tim Prabowo untuk memberikan bantahan jika data yang diungkapkannya tersebut salah.
Analisis debat ketiga Pilpres 2024 ini menunjukkan perbedaan pendekatan dan strategi yang digunakan oleh masing-masing calon presiden. Serangan yang dilakukan oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terhadap Prabowo Subianto menjadi sorotan dalam debat ini. Namun, perlu diingat bahwa serangan yang terlalu berlebihan dapat memunculkan rasa simpati publik terhadap pihak yang diserang. Oleh karena itu, proporsionalitas serangan pada momentum yang tepat sangat penting dalam menciptakan poin politik dan mendelegitimasi kredibilitas lawan.