RedaksiBali.com – Lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya tiba di Aceh, menciptakan kontroversi di masyarakat setempat. Namun, untuk memahami peristiwa ini, kita perlu kembali ke akar sejarah etnis Rohingya di Myanmar.
Sejarah Rohingya di Myanmar
Rohingya, minoritas Muslim yang tinggal di Provinsi Arakan, Myanmar, dikenal dengan keturunan campuran Arab, Moor, Turki, Persia, Mogul, Pathan, dan lokal Bengali serta Rakhine. Bahasa mereka, Chittagonian, merupakan dialek Bengali yang digunakan di selatan Bangladesh. Setelah kemerdekaan Myanmar, Rohingya memiliki peran penting dalam pemerintahan pada masa Jenderal Aung San. Namun, perubahan politik drastis terjadi pada 1962 dengan kudeta Jenderal Ne Win, membuat sistem politik Myanmar lebih otoriter.
baca juga :
Penyebab Konflik Etnis di Myanmar
Status yang Berbeda
Diskriminasi terhadap pengungsi Rohingya terkait dengan status mereka sebagai imigran ilegal di Myanmar. Pemerintah Myanmar tidak mengakui kewarganegaraan mereka, mengakibatkan akses terbatas ke pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan.
Kecemburuan Etnis Rakhine
Etnis Rakhine merasa terganggu dengan meningkatnya populasi Rohingya, menganggap mereka mengurangi hak atas lahan dan ekonomi di wilayah Arakan. Konflik meningkat dengan tindakan sewenang-wenang seperti penjarahan dan pemusnahan tempat tinggal.
Burmanisasi
Era Rezim Militer menyaksikan diskriminasi besar terhadap Rohingya melalui kebijakan Burmanisasi. Program model village memaksa Rohingya kehilangan tanah mereka, direlokasi untuk memberi tempat pada etnis Burma. Tempat-tempat suci Rohingya digantikan oleh monumen Buddha.
Diskriminasi Rohingya Dilaporkan oleh Media Internasional
Konflik antara Rohingya dan Rakhine mencuat di mata dunia pada 2012 melalui pemberitaan media internasional. Pembakaran besar-besaran dan penyerangan oleh kedua etnis meningkatkan ketegangan. Meskipun dikutuk oleh PBB dan lembaga HAM, pemerintah Myanmar tidak disalahkan.
Dukung kesadaran global tentang krisis Rohingya dengan membagikan artikel ini dan menggunakan tagar yang relevan. Mari bersama-sama berjuang untuk keadilan dan perdamaian di Myanmar dan di seluruh dunia.