RedaksiBali.com – Harga saham Trimegah Bangun Persada ($NCKL) menguat 3,94% pada Jumat (1/12) seiring rilis kinerja 3Q23 yang kuat. Perusahaan ini mencatatkan laba bersih sebesar 1,7 triliun rupiah (25% QoQ, 342% YoY) dan pendapatan sebesar 7,1 triliun rupiah (29% QoQ, 265% YoY). Selama periode 9M23, NCKL mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 24% YoY menjadi 4,5 triliun rupiah (77% estimasi FY23), dengan pendapatan melonjak 135% YoY menjadi 17,3 triliun rupiah (78% estimasi FY23).
Pertumbuhan laba bersih yang lebih rendah dari pendapatan disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah margin yang lebih rendah dari penurunan harga jual (EBITDA margin 9M22/9M23: 82%/45%) dan penurunan pos Bagian Atas Laba Entitas Asosiasi sebesar -39,5% YoY menjadi 1,4 triliun rupiah.
Peningkatan kinerja ini tidak terlepas dari peningkatan operasional selama 9M23. Berikut adalah detailnya:
Segmen Pertambangan Bijih Nikel
- Volume produksi: 14,48 juta ton (119% YoY)
- Volume penjualan: 10,93 juta ton (96% YoY)
- ASP: 24 dolar AS per ton (limonit) dan 49 dolar AS per ton (saprolit)
- Cash cost: 7 dolar AS per ton (limonit) dan 15 dolar AS per ton (saprolit)
Segmen RKEF (FeNi)
- Volume produksi: 68.994 ton (268% YoY)
- Volume penjualan: 69.785 ton (266% YoY)
- Cash margin: 3.800 dolar AS per ton
Segmen HPAL (MHP Ni)
- Volume produksi: 46.891 ton (49% YoY)
- Volume penjualan: 34.897 ton (18% YoY)
- Cash margin: 8.920 dolar AS per ton
Selain rilis kinerja, NCKL juga mengumumkan akuisisi 2 tambang nikel dari pihak afiliasi. Setelah akuisisi tersebut, jumlah cadangan dan sumber daya Trimegah Bangun Persada akan naik menjadi 301,9 juta ton, yang merupakan yang terbesar ke-5 di Indonesia.
Akuisisi pertama adalah pembelian 99% saham PT Gane Tambang Sentosa (GTS) senilai 7,9 miliar rupiah (~0,49 juta dolar AS). GTS memiliki sumber daya bijih limonit sebesar 26 juta ton dan saprolit sebesar 12 juta ton.
Akuisisi kedua adalah pembelian 29% saham PT Gane Permai Sentosa (GPS) senilai 48,8 miliar rupiah (~3,05 juta dolar AS). GPS memiliki area tambang seluas 1.300 hektar, dengan estimasi sumber daya bijih limonit sebesar 56 juta ton dan saprolit 15 juta ton.
NCKL juga memiliki beberapa proyek smelter yang akan meningkatkan kapasitas produksi di masa depan. Perusahaan ini menargetkan volume produksi pada tahun 2025 dapat mencapai 305 ribu ton feronikel dan 120 ribu ton MHP.
Kinerja baik yang dicatatkan oleh NCKL selama 9M23 mencerminkan prospek perusahaan yang solid. Peningkatan volume produksi dan penjualan yang kuat dapat meredam efek negatif dari lemahnya harga nikel yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam 1–2 tahun ke depan. Akuisisi 2 tambang baru ini juga dianggap menguntungkan karena valuasinya yang murah. Potensi nilai sumber daya dari 29% tambang GPS dan 99% tambang GTS masing-masing mencapai 179 juta dolar AS (~2,8 triliun rupiah) dan 358 juta dolar AS (~5,5 triliun rupiah), jauh lebih besar dibandingkan nilai akuisisi.